BITVONLINE.COM -Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, pada Kamis (19/11) pukul 11.08 WIB, kurs rupiah tercatat anjlok 193,50 poin atau turun 1,20 persen, sehingga berada di level Rp 16.291 per dolar AS.
Penurunan ini terjadi setelah pada pagi hari, saat pembukaan perdagangan, rupiah sudah melemah ke posisi Rp 16.238 per dolar AS, yang merupakan penurunan sebesar 141 poin atau 0,88 persen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan pada hari sebelumnya.
Pelemahan nilai tukar rupiah yang semakin tajam ini melebihi asumsi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang memperkirakan rentang nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.000 per dolar AS. Hal ini menambah kekhawatiran terkait stabilitas ekonomi Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan global dan dinamika pasar keuangan yang sangat dinamis.
Analis ekonomi memperkirakan penyebab utama pelemahan rupiah ini terkait dengan sejumlah faktor, antara lain tekanan dari kebijakan moneter global, khususnya suku bunga tinggi di Amerika Serikat, serta ketidakpastian pasar keuangan dunia yang masih berlangsung. Selain itu, aliran modal yang keluar dari pasar Indonesia juga turut memberikan dampak negatif terhadap nilai tukar.
Masyarakat dan pelaku pasar kini berharap adanya langkah-langkah dari Bank Indonesia (BI) dan pemerintah untuk menjaga stabilitas rupiah, mengingat nilai tukar yang semakin melemah dapat berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat. Pemerintah juga diharapkan dapat segera menyesuaikan kebijakan ekonomi untuk mengatasi dampak dari pelemahan rupiah yang cukup signifikan ini.
Dengan kondisi ini, pelaku pasar akan terus memantau perkembangan lanjutan, baik dari sisi kebijakan moneter domestik maupun kondisi ekonomi global yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah ke depan.
(N/014)