JAKARTA -Gelombang aksi demonstrasi mahasiswa bertajuk "Indonesia Gelap" terus berlanjut di berbagai daerah di Indonesia. Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan 2024 mengorganisir aksi nasional ini sebagai bentuk protes terhadap pemangkasan anggaran pendidikan serta evaluasi total terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran.
Aksi yang dimulai sejak Senin (17/2) berlangsung di berbagai kota besar, termasuk Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Aceh. Demonstrasi ini direncanakan berlangsung hingga Rabu (19/2), dengan wilayah tambahan seperti Pontianak, Jambi, Riau, Yogyakarta, Makassar, dan Padang.
Latar Belakang Aksi "Indonesia Gelap"
Menurut BEM SI, pemangkasan anggaran pendidikan sebagai bagian dari kebijakan efisiensi anggaran pemerintah dianggap bertentangan dengan amanat UUD 1945. Mahasiswa menilai kebijakan ini semakin memperlebar kesenjangan akses pendidikan dan merugikan kualitas akademik di Indonesia.
"Anggaran pendidikan yang layak adalah hal penting untuk memastikan seluruh rakyat mendapatkan akses pendidikan murah dan berkualitas. Pendidikan adalah hak fundamental setiap warga negara," ujar Koordinator BEM SI Kerakyatan 2025, Satria, dalam keterangannya, Selasa (18/2/2025).
Selain itu, massa juga menyoroti kebijakan efisiensi anggaran yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor.
"Siangnya (anak) Makan (Bergizi) Gratis, tapi malamnya tak bisa makan karena orang tuanya di-PHK," ujar salah satu orator dalam aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Tuntutan Aksi "Indonesia Gelap"