LAOS – Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi, dengan tegas menyerukan kepada Uni Eropa (UE) untuk menggunakan nurani mereka dalam menghentikan kekejaman yang terjadi di Palestina. Retno mengemukakan ajakan tersebut dalam sebuah acara retreat Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) di Luang Prabang, Laos, pada 29 Januari 2024. Dalam pidatonya, Retno menekankan pentingnya menjaga konsistensi dalam menghormati hukum internasional sebagai upaya mencegah agar yang perkasa tidak mengambil segalanya.
Menurut Retno, ASEAN telah sepakat untuk melanjutkan pengarusutamaan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) di semua mekanisme ASEAN. Dia juga menegaskan bahwa UE merupakan mitra penting bagi Indonesia dan ASEAN dalam mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.
Retno memberikan jaminan bahwa Indonesia tidak akan berdiam diri dan akan terus memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina. Oleh karena itu, dia meminta agar UE konsisten dalam menegakkan hukum internasional.
Dalam pertemuan Forum Menteri Uni Eropa untuk Indo-Pasifik yang ke-3 pada 1 Februari 2024, Retno menguraikan tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini, termasuk perang di Ukraina, situasi di Gaza, serta rivalitas kekuatan besar yang terus berlanjut. Retno menekankan perlunya penguatan kolaborasi, kerja sama, dan kemitraan untuk memajukan kesejahteraan dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Menurut Retno, kerja sama di kawasan Indo-Pasifik harus bersifat inklusif, konkret, dan berpegang teguh pada hukum internasional serta paradigma kolaborasi. Prinsip-prinsip ini, katanya, tercermin dalam AOIP sebagai panduan ASEAN dalam menavigasi dinamika di kawasan dan berinteraksi dengan mitra-mitra di luar kawasan.
Retno Marsudi secara konsisten menegaskan posisi Indonesia dalam isu-isu global dan mendorong kerja sama yang adil dan berdasarkan hukum internasional sebagai landasan bagi perdamaian dan kestabilan di kawasan Indo-Pasifik.
(A/08)