BERLIN –Aksi mogok kerja yang merajalela di Jerman telah menimbulkan dampak signifikan, termasuk berhentinya aktivitas petugas menara pengawas di 11 bandar udara.
Namun, fenomena mogok tersebut tidak mengurangi reputasi serikat buruh di negara tersebut, malah sebaliknya, Verdi, serikat buruh yang menggawangi 1,9 juta tenaga kerja lintas industri di Jerman, mencatatkan rekor pendaftaran anggota baru sejak 22 tahun terakhir, dengan jumlah mencapai 193.000 orang.
Tren peningkatan anggota juga terlihat pada serikat lain, seperti Serikat Masinis GDL dan serikat buruh gastronomi, yang mencatatkan kenaikan keanggotaan sebesar 18 persen dan melaporkan 20.000 anggota baru tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak tenaga kerja muda di Jerman yang bergabung dalam perserikatan buruh.
Meskipun peningkatan anggota pada tahun lalu dianggap sebagai anomali, Verdi mengakui bahwa mereka harus mendapatkan 150.000 anggota baru per tahun untuk mengimbangi penurunan anggota secara alami.
Faktor utama di balik kemunduran serikat buruh di Jerman adalah pergeseran demografi yang ditandai dengan pensiunnya generasi tua.
Namun, himpitan ekonomi dan angka inflasi yang tinggi belakangan ini memainkan peran dalam meningkatkan peran serikat buruh, terutama dalam menegosiasikan upah dan kondisi kerja yang lebih baik bagi penduduk berpendapatan rendah. Krisis tenaga kerja pasca-pandemi corona dan perang di Ukraina juga menguatkan dukungan terhadap serikat buruh, yang dianggap berperan besar dalam melindungi pekerja dari ancaman pemecatan massal.
Dalam konteks kelangkaan tenaga kerja terampil, buruh merasa lebih percaya diri dalam menuntut perbaikan kondisi kerja dan upah yang lebih baik. Hal ini mengindikasikan perlunya aktivisme dan advokasi yang kuat dari serikat buruh untuk terus memperjuangkan hak-hak pekerja di Jerman.
(K/09)