BI Rate Tahan di Level 6,25%, Gubernur BI Jelaskan Alasan Kenaikan dan Faktor Inflasi serta Nilai Tukar

BITVonline.com - Jumat, 02 Agustus 2024 04:57 WIB

JAKARTA  –Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI rate pada level 6,25% sejak kenaikan terakhir pada April 2024. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan di balik keputusan tersebut dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar di Kantor Pusat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Jumat (2/8/2024).

“Sebetulnya, BI rate seharusnya bisa turun beberapa bulan lalu. Namun, pada April kami terpaksa menaikkan BI rate menjadi 6,25% dan saat ini kami masih menahannya pada level tersebut,” jelas Perry Warjiyo. Menurutnya, keputusan untuk menaikkan suku bunga pada bulan April lalu dipengaruhi oleh sejumlah pertimbangan penting yang berkaitan dengan inflasi dan kondisi pasar keuangan.

Perry mengungkapkan bahwa inflasi merupakan faktor utama dalam menentukan kebijakan suku bunga. Meskipun inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2024 tetap berada dalam kisaran sasaran 2,5±1%, BI merasa perlu untuk mempertahankan suku bunga acuan di level tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa IHK pada Juli mengalami deflasi sebesar 0,18% (month-to-month), yang mengakibatkan inflasi tahunan IHK menurun menjadi 2,13% (year-on-year), turun dari 2,51% pada bulan sebelumnya.

“BI rate ditentukan berdasarkan proyeksi inflasi. Saat ini, inflasi tahun ini dan tahun depan diperkirakan tetap rendah, berada dalam target 2,5±1%. Namun, kami harus mempertimbangkan faktor lain yang mempengaruhi keputusan ini,” tambah Perry.

Pertimbangan lainnya adalah kondisi pasar keuangan, khususnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Mata uang Garuda telah jatuh ke level Rp16.000 per dolar AS, yang mempengaruhi keputusan BI untuk tidak menurunkan suku bunga acuan. Perry menjelaskan bahwa fluktuasi nilai tukar ini sebagian besar dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga acuan di Amerika Serikat atau Federal Funds Rate (FFR).

“Pelemahan rupiah terjadi karena situasi global, terutama kebijakan moneter yang diterapkan oleh AS. Oleh karena itu, kami harus memastikan risiko global terkendali sebelum mengambil keputusan untuk menurunkan BI rate,” kata Perry.

Gubernur BI juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dalam menghadapi ketidakpastian global. Dengan mempertimbangkan proyeksi inflasi dan situasi nilai tukar, BI berkomitmen untuk menjalankan kebijakan yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi sambil menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan nasional.

Sebagai tambahan, Perry Warjiyo menegaskan bahwa BI akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik secara berkala untuk menyesuaikan kebijakan moneter sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

(N/014)

Editor
:
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

Nasional

Selamat! Leonardus Simamora Terpilih Sebagai Ketua Presidium PMKRI Cabang Medan Periode 2025-2027

Nasional

Perkuat Sinergitas dan Kerjasama, Kalapas Labuhan Ruku Silaturahmi ke Kantor Bupati Asahan dan Kodim 0208/Asahan.

Nasional

Menag Nasaruddin Umar Belum Berniat Tambah Kuota Haji 2025, Fasilitas di Arab Saudi Terbatas

Nasional

Polda Jambi Menggelar Buka Puasa Bersama Insan Pers Tahun 2025

Nasional

Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ramadhan 1446 H di Kota Medan dan Sumatera Utara Kamis 13 Oktober 2025

Nasional

Malam Ke 13 Ramadhan: Pentingnya Aqidah Bagi Setiap Muslim