JAKARTA – Dampak banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera bukan hanya merusak rumah dan fasilitas umum, tetapi juga menimbulkan krisis kesehatan serius.
Kerusakan pada gudang farmasi dan fasilitas penyimpanan obat membuat stok obat esensial dan layanan medis sempat terganggu, termasuk layanan cuci darah bagi pasien dengan penyakit kronis.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia, menyebutkan bahwa beberapa gudang farmasi mengalami kerusakan total.
Baca Juga: Update Darurat Bencana: 867 Tewas dan 835 Ribu Pengungsi di Sumatera "Di beberapa daerah, gudang farmasinya hancur, obat dan vaksin rusak semua," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (5/12/2025).
Kondisi ini memaksa pemerintah memusatkan suplai obat dan alat kesehatan dari wilayah yang masih aman, termasuk Medan, agar pasien tetap mendapatkan layanan.
Khusus untuk pasien hemodialisa (HD), layanan yang sempat terhenti kini berhasil dipulihkan.
"Hemodialisa nggak boleh terhenti. Alhamdulillah sudah mulai lancar pasien HD tersebut," kata Lucia.
Selain itu, Kemenkes menyoroti ancaman penyakit menular di lokasi pengungsian, termasuk demam, batuk, pilek, dan diare.
Penyediaan antibiotik, obat infeksi saluran napas, obat diare, serta cairan infus menjadi prioritas. Layanan serum antitetanus juga digencarkan untuk mencegah infeksi akibat luka-luka dari material puing pasca bencana.
Kementerian Kesehatan saat ini terus mempercepat rehabilitasi gudang farmasi, pendataan kerusakan, dan pemulihan jaringan cold chain vaksin.
Upaya ini diharapkan bisa mengembalikan layanan kesehatan di wilayah terdampak bencana Sumatera secara normal secepat mungkin.*
(d/dh)