BOGOR -Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) mulai memasuki tahap pertama di 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Menurut Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Philips J. Vermonte, masing-masing dapur SPPG dapat menangani sekitar 3.000 siswa per hari, yang tersebar di berbagai sekolah di seluruh Indonesia. Target akhir tahun 2025 adalah mencapai 15 juta siswa yang mendapat manfaat dari program ini.
“Pada tahap pertama ini, 190 dapur sudah beroperasi, dan kami terus berupaya memperluas cakupan program. Targetnya, pada akhir Februari, ada 900 dapur, dan di Maret hingga April akan mencapai 2.000 dapur yang terlibat,” ujar Philips dalam keterangan pers, Senin (6/1/2025).
Lebih lanjut, Philips mengungkapkan bahwa program ini merupakan langkah besar yang dilaksanakan secara bertahap agar dapat dievaluasi dan diperbaiki secara berkelanjutan. “Kami berharap dalam 5 tahun ke depan, sekitar 80 juta siswa dapat merasakan manfaat dari program ini,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto juga melakukan peninjauan langsung terhadap implementasi program MBG di Sekolah Boswa Bina Insani, Kota Bogor. Dalam peninjauannya, Bima Arya menemukan beberapa catatan kecil terkait penyajian menu untuk anak-anak TK, khususnya terkait dengan sajian ayam yang sulit dimakan oleh murid usia dini.
“Ada hal-hal kecil yang kami temukan, misalnya anak-anak TK agak kesulitan untuk memotong ayam. Ke depan, kami harap sajian daging bisa disesuaikan, misalnya dengan irisan atau filet agar lebih mudah dimakan oleh anak-anak,” kata Bima kepada wartawan.
Meskipun demikian, Bima Arya memastikan bahwa secara keseluruhan, sistem dalam tahap pertama program MBG berjalan dengan baik. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah dan Badan Gizi Nasional untuk memastikan sistem yang diterapkan dapat dipahami dengan baik dan berjalan efektif di setiap daerah.
“Kami melihat di tempat ini, sistem yang dibangun sudah berjalan dengan baik, baik dari sisi dapur, teknis, maupun kandungan gizi yang disiapkan. Tentu ke depan akan ada perbaikan, dan Kemendagri akan memastikan kolaborasi antara daerah dan BGN berjalan dengan maksimal,” ungkapnya.
Program MBG diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam pemenuhan gizi anak-anak di sekolah, khususnya bagi mereka yang kerap melewatkan sarapan karena jadwal yang padat. Dengan terus melakukan evaluasi dan perbaikan, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia.
(N/014)