ISRAEL –Pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah membebaskan 90 tahanan Palestina sebagai bagian dari tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Pembebasan ini terjadi setelah kesepakatan gencatan senjata resmi dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025.
Selain itu, tiga sandera warga negara Israel juga dibebaskan oleh kelompok Hamas dan diserahkan kepada Palang Merah di Gaza. Mereka adalah Doron Steinbrecher (31 tahun), Emily Damari (28 tahun, warga negara Inggris-Israel), dan Romi Gonen (24 tahun). Ketiganya kemudian diserahkan kepada militer Israel dan saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit Tel Aviv, dalam kondisi stabil.
Sebagai bagian dari kesepakatan, untuk setiap sandera Israel yang dibebaskan, Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina. Pemerintah Israel merilis daftar nama sandera yang akan dibebaskan, termasuk yang termuda, Kfir Bibas (9 bulan), dan yang tertua, Shlomo Mantzur (86 tahun).
Gencatan senjata ini, yang berlaku sejak pukul 11:15 waktu setempat (16:15 WIB), disambut dengan perayaan oleh warga Palestina di Gaza, yang mengibarkan bendera Palestina dan bersorak-sorai. Truk bantuan juga sedang menunggu untuk memasuki Gaza, sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Namun, kesepakatan ini memicu protes dari Partai Kekuatan Yahudi yang berhaluan ekstrem kanan, yang kemudian mengundurkan diri dari pemerintahan Israel sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadap gencatan senjata tersebut. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang juga menentang gencatan senjata, menyebutnya sebagai “kemenangan penuh bagi terorisme.”
Gencatan senjata ini terjadi setelah sempat tertunda selama tiga jam akibat klaim dari Israel bahwa Hamas belum memenuhi kewajiban untuk merilis nama-nama sandera yang akan dibebaskan. Gencatan senjata ini diharapkan dapat membawa perubahan positif, meskipun masih ada ketegangan di dalam pemerintahan Israel.
(N/014)