Beijing, China – China menggelar latihan perang skala besar di sekitar Taiwan pada Selasa (2/4/2025). Dalam keterangan resmi, pihak China menyatakan bahwa latihan ini bertujuan untuk menguji kemampuan serangan presisi dan memblokade Taiwan.
Tindakan ini memicu reaksi keras dari Taiwan yang menuding China sebagai pihak yang memicu ketegangan global.
Taiwan segera mengerahkan kapal perang dan pesawat tempur untuk merespons latihan militer China, sebagai bentuk protes atas peningkatan ketegangan yang terjadi.
Menurut laporan AFP, latihan ini juga mencuat setelah pernyataan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth yang menyebut China sebagai negara agresif dalam konflik Taiwan.
Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, dalam latihan perang tersebut, China mengerahkan 21 kapal perang, 71 pesawat tempur, dan empat kapal penjaga pantai.
Walaupun hingga saat ini belum ada laporan tembakan yang dilepaskan, pihak Taiwan menegaskan bahwa latihan ini merupakan pengerahan kapal perang terbesar China sejak Mei 2024.
Pemerintah China sendiri menganggap latihan ini sebagai tindakan pencegahan terhadap upaya separatisme yang dilakukan Taiwan.
Juru bicara Komando Teater Timur militer China, Kolonel Senior Shi Yi, mengatakan bahwa latihan tersebut mencakup patroli kesiapan tempur laut-udara, perebutan keunggulan, penyerangan terhadap target maritim dan darat, serta blokade terhadap jalur laut penting.
"Latihan ini adalah peringatan keras dan tindakan pencegahan terhadap separatisme Taiwan," ujar Kolonel Shi Yi, seperti yang dilansir oleh AFP.
Tensi Meningkat Sejak Pelantikan Presiden Taiwan
Ketegangan antara kedua negara semakin meningkat setelah pelantikan Presiden Taiwan William Lai pada Mei 2024. China menyebut Lai sebagai sosok separatis, yang memperburuk hubungan antara kedua negara.
Sejak saat itu, ketegangan diplomatik dan militer antara Beijing dan Taipei semakin memburuk.