LAMONGAN — Sebuah insiden mengejutkan terjadi di SMP Negeri 1 Kembangbahu, Lamongan, ketika seorang guru perempuan berinisial E terlihat dalam video menampar siswa laki-laki secara berulang di depan teman-temannya. Video berdurasi 34 detik yang beredar luas di media sosial ini menuai kecaman dari berbagai kalangan, menyoroti isu kekerasan dalam dunia pendidikan.
Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (24/9) saat pelaksanaan ujian bahasa Inggris. Dalam rekaman yang viral, tampak siswa yang berdiri di samping meja guru dipukul berkali-kali. Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, A Munif Syarif, mengonfirmasi bahwa kejadian ini benar-benar berlangsung di sekolah tersebut dan telah menimbulkan keresahan di masyarakat.
Munif menjelaskan bahwa oknum guru tersebut merasa marah karena siswa yang bersangkutan tidak memanggilnya dengan sebutan yang sopan, yaitu tidak menggunakan kata ‘bu’ di depan namanya. “Siswa tersebut dianggap tidak sopan, dan itulah yang memicu emosi guru tersebut,” ujarnya.
Menanggapi viralnya video tersebut, Dinas Pendidikan Lamongan langsung melakukan tindakan tegas. Munif menyatakan, “Kami segera mencari informasi terkait kejadian ini. Untuk sementara, sambil menghimpun keterangan, oknum guru itu kita tarik ke Dispendik mulai besok.” Langkah ini diambil sebagai respons cepat untuk mengatasi situasi dan melindungi siswa dari tindakan kekerasan lebih lanjut.
Insiden ini telah memicu berbagai reaksi di media sosial. Banyak netizen mengutuk tindakan guru tersebut, menilai bahwa kekerasan tidak dapat dibenarkan dalam konteks pendidikan. “Kekerasan fisik bukan solusi. Guru seharusnya menjadi panutan dan memberi teladan yang baik,” tulis salah seorang pengguna media sosial.
Sementara itu, beberapa pihak juga menyuarakan perlunya pelatihan untuk para pendidik dalam menangani emosi dan konflik dengan siswa, agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
(K/09)