TAPANULI SELATAN– Puluhan ribu kubik kayu gelondongan yang mengalir di Sungai Aek Garoga, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), memicu polemik baru.
Setelah sebelumnya PT Tri Bahtera Srikandi (PT TBS) menjadi sorotan, kini warga meminta penelusuran lebih menyeluruh terhadap aktivitas perusahaan lain, khususnya PT AR, di hulu daerah aliran sungai (DAS) Garonggang.
Sejumlah warga Kecamatan Sibabangun menilai tudingan terhadap PT TBS terlalu prematur dan berpotensi menyesatkan publik.
Baca Juga: Perusahaan dan Individu Diduga Picu Banjir Bandang Tapanuli Selatan, Aktivis Sarekat Hijau: Tegakkan Hukum Tanpa Tebang Pilih! Mereka mendesak pemerintah dan aparat terkait menelusuri asal kayu gelondongan dari hulu sungai, berbasis data lapangan yang objektif.
"Kalau mau jujur dan objektif, jangan langsung menuding. Kayu sebanyak itu harus ditelusuri dari hulunya. Di sana ada aktivitas perusahaan lain yang patut diperiksa, termasuk PT AR," ujar Sari Oka Napitupulu, warga Desa Anggoli.
A Fandi Zebua, warga Desa Muara Sibuntuon, menekankan pentingnya memahami arah aliran sungai dalam investigasi.
"Kalau longsor terjadi di area PT TBS, arusnya ke Sungai Sibabangun, bukan ke Aek Garoga. Justru yang perlu dicek adalah aktivitas di hulu DAS Garoga," kata Zebua.
Kepala Desa Anggoli, Oloan Pasaribu, menambahkan, hampir mustahil kayu gelondongan itu berasal dari kebun plasma PT TBS.
Berdasarkan pemantauan drone dari mata air hingga anak Sungai Aek Na Hombar, ditemukan sekitar sepuluh titik longsor besar, mayoritas berasal dari lahan masyarakat dan wilayah hulu DAS, bukan kebun plasma perusahaan.
"Dari hasil pantauan, longsoran banyak terjadi di wilayah hulu DAS yang masuk administrasi Tapanuli Selatan. Ini yang perlu dikaji serius, termasuk aktivitas PT AR," ujar Oloan.
Fenomena ini juga diperkuat oleh video banjir bandang yang diunggah Kepala Desa Sibibio, Tapteng, pada 25 November 2025.
Video memperlihatkan derasnya arus Sungai Sosopan, yang berasal dari kawasan Garonggang, membawa material kayu dalam jumlah besar dan merusak pemukiman warga di sepanjang DAS Garoga.