JAKARTA — Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto mengungkapkan bencana banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatera turut menghantam sejumlah lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan).
Salah satu yang terdampak paling parah adalah Lapas Aceh Tamiang, yang terendam banjir hingga menyentuh atap bangunan.
Agus mengatakan kondisi ekstrem itu memaksa petugas mengambil langkah darurat dengan melepaskan warga binaan.
Baca Juga: 80 Persen Destinasi Wisata Aceh Terdampak Banjir-Longsor Keputusan tersebut, kata dia, diambil semata-mata atas dasar kemanusiaan karena fasilitas lapas sudah tak lagi memungkinkan untuk menampung para narapidana.
"Bahkan ada satu lapas di Aceh Tamiang, karena sudah sampai di atap. Terpaksa warga binaan yang ada di sana harus dikeluarkan dengan alasan kemanusiaan," ujar Agus saat memberikan keterangan pers di Kantor KemenImiPas, Jakarta, Jumat, 5 Desember 2025.
Ia menjelaskan pihak kementerian telah berupaya berkoordinasi dengan Kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah untuk menampung para warga binaan ke lokasi yang lebih aman.
Namun, kata dia, tidak ada respons cepat yang memungkinkan evakuasi terkoordinasi.
"Kami sudah koordinasi, tapi tidak ada tempat yang siap menampung. Karena itu, warga binaan terpaksa dilepas. Mereka juga mungkin harus menyelamatkan diri sendiri dan keluarganya," ujarnya.
Hingga saat ini, kata Agus, pemerintah belum mengetahui keberadaan para napi yang telah dilepas tersebut.
Ia memastikan pencarian akan dilakukan setelah kondisi bencana mereda, dengan harapan para warga binaan dapat kembali ke rutan tanpa insiden tambahan.
"Mudah-mudahan setelah semuanya reda, nanti mereka bisa kembali. Ini murni alasan kemanusiaan. Kalau tidak dilepas sementara kondisi sudah sampai atap, kami yang nanti disalahkan," tutur mantan Wakapolri itu.
Banjir bandang yang melanda Aceh Tamiang sejak awal pekan menyebabkan kerusakan parah di kawasan permukiman, fasilitas umum, serta infrastruktur dasar.