AMERIKA – Ivan Cantu (50), seorang pria Texas, menantikan eksekusi mati atas tuduhan pembunuhan ganda yang dia bantah dengan tegas. Kasus ini telah menjadi sorotan luas, menarik perhatian dari Gereja Katolik serta selebriti ternama seperti Kim Kardashian dan Martin Sheen.
Dilansir dari kantor berita AFP pada Rabu (28/2/2024), Cantu, yang dinyatakan bersalah atas pembunuhan sepupunya dan tunangan sepupunya pada tahun 2000, akan menjadi salah satu dari dua narapidana yang dijadwalkan dieksekusi mati dengan suntikan mematikan di Amerika Serikat pada hari yang sama.
Kasus Cantu menimbulkan kontroversi yang mendalam karena keraguan atas keabsahannya. Pada tahun 2001, dia dihukum atas pembunuhan yang terjadi di Dallas pada tahun sebelumnya, di mana sepupunya, James Mosqueda, dan tunangannya, Amy Kitchen, ditembak mati.
Amy Boettcher, tunangan Cantu pada saat itu yang kini telah meninggal, memberikan kesaksian di persidangan bahwa Cantu mengaku melakukan pembunuhan dan bahkan membawanya ke tempat mayat Mosqueda untuk mencari narkoba yang tersembunyi.
Namun, pengacara Cantu bersikeras bahwa Boettcher berbohong di kursi saksi, dan barang bukti seperti celana jeans berlumuran darah korban yang ditemukan di tempat sampah dapur Cantu diperdebatkan. Jeans tersebut, yang terlalu besar untuk Cantu, dianggap dibuang oleh orang lain.
Cantu sendiri bersikeras bahwa dia tidak bersalah, menegaskan bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh seorang pengedar narkoba kepada siapa Mosqueda berutang uang dalam jumlah besar.
Pada sisi lain, petisi online yang menyerukan kepada Gubernur Texas Greg Abbott untuk menunda eksekusi Cantu telah menarik hampir 150.000 tanda tangan, menyoroti ketidakpastian dan keraguan yang melingkupi kasus ini.
Sementara Cantu menantikan nasibnya, kasusnya terus menjadi fokus perhatian masyarakat serta perdebatan tentang sistem hukum di Amerika Serikat.
(K/09)