JAKARTA -Akhir pekan ini, istilah “lavender marriage” menjadi perbincangan hangat di media sosial. Istilah tersebut semakin banyak dicari oleh netizen setelah sejumlah kabar mengenai dugaan artis ternama yang melakukannya. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan lavender marriage?
Lavender marriage adalah pernikahan antara pria dan wanita, di mana setidaknya satu pasangan memiliki orientasi seksual homoseksual atau biseksual. Pernikahan ini tidak dilakukan atas dasar cinta romantis, melainkan untuk menyembunyikan orientasi seksual salah satu atau kedua pasangan yang terlibat.
Menurut laman Marriage, konsep ini berkembang karena pada beberapa dekade terakhir, penerimaan terhadap orientasi seksual sesama jenis atau biseksual masih sangat rendah. Oleh karena itu, banyak individu yang memilih untuk menikah dengan lawan jenis sebagai solusi untuk menutupi identitas seksual mereka.
Istilah ini pertama kali muncul pada masa kejayaan industri film Hollywood, pada 1920-an. Banyak aktor dan aktris Hollywood yang memiliki orientasi seksual sesama jenis atau biseksual, namun menikah dengan lawan jenis untuk melindungi karier mereka. Pada saat itu, studio-studio besar di AS menerapkan ‘klausul moral’ yang mengharuskan aktor atau aktris untuk mempertahankan citra baik di mata publik.
Lavender marriage dilakukan dengan berbagai alasan, salah satunya untuk menghindari diskriminasi sosial atau tekanan keluarga yang mendesak seseorang untuk menikah. Meski tidak ada cinta romantis, pasangan dalam pernikahan lavender sering kali memiliki hubungan persahabatan yang kuat dan saling mendukung dalam kehidupan sehari-hari.
Meski menawarkan solusi untuk menyembunyikan identitas seksual, pernikahan ini dapat menimbulkan ketegangan emosional. Pasangan dalam pernikahan lavender sering menghadapi tantangan psikologis seperti kecemasan, depresi, atau krisis identitas. Hubungan ini juga cenderung kekurangan ikatan romantis, yang dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam hubungan.
(N/014)