MEDAN – Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat untuk memulihkan sektor pertanian di Sumatera Utara (Sumut) yang terdampak banjir dan longsor.
Fokus rehabilitasi diarahkan pada lahan hortikultura, khususnya kebun cabai, yang mengalami kerusakan signifikan.
Menurut Direktur Sayur dan Tanaman Obat Kementan, M Agung Sanusi, luas lahan cabai terdampak mencapai 436,99 hektare di Sumut dan 3,04 hektare di Sumatera Barat.
Baca Juga: Wagub Sumut Terima Bantuan Rp 550 Juta dari Jambi untuk Korban Banjir dan Longsor Selain rehabilitasi lahan, Kementan juga menyiapkan lebih dari 1.800 saset bibit cabai serta pendampingan pengolahan lahan bagi petani terdampak.
"Kami bergerak cepat terutama untuk lokasi terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Untuk cabai, total sekitar 440 hektare. InsyaAllah, minggu ini sudah clear semuanya," kata Agung saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 secara virtual dari Jakarta, Senin (15/12/2025).
Wakil Gubernur Sumut, Surya, menegaskan Pemerintah Provinsi akan memberikan dukungan penuh terhadap rehabilitasi lahan pertanian.
Langkah ini diharapkan dapat menekan potensi lonjakan harga pangan di tengah status darurat bencana di beberapa wilayah.
"Kita akan memberikan dukungan penuh terhadap rehabilitasi lahan hortikultura. Mudah-mudahan melalui kerja sama seluruh pihak, kenaikan harga komoditas di Sumut bisa kita redam," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir, meminta pemerintah daerah terus bekerja keras menjaga stabilitas harga, terutama untuk komoditas yang mengalami kenaikan signifikan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, kenaikan harga cabai paling tajam terjadi di Kabupaten Nias sebesar 119,37 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kenaikan serupa juga terjadi di Nias Utara, Padanglawas Utara, Padanglawas, Tapanuli Selatan, Simalungun, Langkat, Batubara, Mandailing Natal, Tebingtinggi, dan Samosir.
Dengan rehabilitasi cepat ini, pemerintah berharap pasokan pangan kembali normal dan harga komoditas hortikultura stabil, mendukung pemulihan ekonomi masyarakat terdampak bencana.*