MEDAN – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan harga cabai, baik cabai rawit maupun cabai merah, menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Beberapa daerah bahkan mencatat harga tertinggi mencapai Rp200.000 per kilogram pada pekan kedua Desember 2025.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan kenaikan harga cabai rawit tercatat di 75,56% wilayah Indonesia.
Baca Juga: Libur Lebih Hemat! Hamawas Beri Diskon 20 Persen Tarif Tol Pangkalan Brandan–Sinaksak Selama Nataru 2025 "Harga cabai rawit naik dari 261 kabupaten/kota pada pekan pertama Desember menjadi 272 kabupaten/kota pada pekan kedua," kata Pudji dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah yang disiarkan di YouTube Kemendagri, Senin (15/12/2025).
Secara nasional, rata-rata harga cabai rawit berada di atas Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan di level Rp40.000–57.000 per kilogram.
Jika dibandingkan November 2025, harga cabai rawit melonjak 49,88%.
"Pada November, harga rata-rata cabai rawit nasional Rp43.728 per kilogram, sementara pekan kedua Desember sudah mencapai Rp65.541 per kilogram," ujarnya.
Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang memengaruhi tanaman hortikultura, termasuk cabai.
Di kabupaten Nduga, harga cabai rawit bahkan menembus Rp200.000 per kilogram, disusul Paniai Rp179.000 dan Intan Jaya Rp170.000.
Sementara harga terendah tercatat Rp25.000 per kilogram.
Tak hanya cabai rawit, harga cabai merah juga naik signifikan. IPH cabai merah naik di 73,89% wilayah Indonesia, dengan rata-rata harga berada di atas HAP Rp37.000–55.000 per kilogram.
Secara umum, harga cabai merah naik 10,73% dibanding November 2025, dengan harga tertinggi Rp200.000 per kilogram di kabupaten Nduga, diikuti Mappi Rp155.500 dan Kepulauan Anambas Rp147.000.