JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka menguat pada perdagangan Kamis (11/12/2025).
Mata uang Garuda pagi ini tercatat berada di level Rp 16.675 per dollar AS, naik tipis 0,08 persen dibanding penutupan sehari sebelumnya di Rp 16.688 per dollar AS.
Penguatan rupiah ini sejalan dengan apresiasi mata uang Asia lain terhadap dollar AS.
Baca Juga: Bitcoin Tembus Rekor Tertinggi Baru: USD 124.000, Ini Faktor Pendorongnya Baht Thailand naik 0,31 persen, ringgit Malaysia 0,28 persen, sedangkan yen Jepang dan peso Filipina sama-sama terapresiasi 0,20 persen.
Won Korea Selatan dan dollar Taiwan masing-masing naik 0,16 persen, sementara yuan China, dollar Singapura, dan dollar Hong Kong juga bergerak positif, meski dengan kenaikan lebih tipis.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebut penguatan rupiah dipicu oleh keputusan The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,50–3,75 persen pada Rabu waktu AS.
"Rupiah diperkirakan akan terus menguat terhadap dollar AS yang melemah setelah pemangkasan suku bunga 25 bps oleh The Fed," kata Lukman.
Pemangkasan ini menjadi yang ketiga sepanjang tahun, setelah September dan Oktober lalu, serta mencatatkan suku bunga terendah sejak September 2022.
Meski proyeksi pemangkasan suku bunga pada 2026 turun menjadi hanya satu kali, investor masih menaruh harapan perubahan kebijakan lebih lanjut setelah pergantian Kepala The Fed oleh figur pilihan Presiden Trump tahun depan.
Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.600–Rp 16.700 per dollar AS dalam jangka pendek.*
(k/dh)