JAKARTA — BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) tengah memfinalisasi peluncuran Exchange Traded Fund (ETF) emas pertama di Indonesia.
Langkah ini diklaim sebagai terobosan baru dalam memperluas instrumen komoditas di pasar modal sekaligus merespons meningkatnya minat masyarakat terhadap emas sebagai aset lindung nilai.
ETF emas tersebut dikembangkan melalui kolaborasi empat institusi besar:
Baca Juga: Bali Kehilangan 700 Hektare Lahan Produktif per Tahun, Pemerintah Luncurkan Aturan Baru BRI-MI sebagai manajer investasi, Pegadaian sebagai penyedia sekaligus kustodian emas, CIMB Niaga sebagai bank kustodian, dan Mandiri Sekuritas sebagai dealer partisipan.
Sinergi ini dinilai menghasilkan rantai layanan investasi yang terintegrasi, mulai dari penyediaan emas fisik hingga perdagangan produk di bursa.
"Momentum kenaikan harga emas harus dimanfaatkan. ETF emas akan menjadi tonggak sejarah bagi instrumen berbasis komoditas di pasar modal," ujar Direktur Utama BRI-MI, Tina Meilina, Selasa, 2 Desember 2025.
Menurut Tina, ETF emas yang sedang dirampungkan BRI-MI akan menyediakan fitur yang belum ditawarkan oleh instrumen emas logam mulia konvensional, termasuk:
-harga real-time selama jam bursa,-spread lebih kompetitif,-transaksi sepenuhnya digital,-pengelolaan oleh manajer investasi profesional dan kustodian bank.
BRI-MI menyebut produk ini akan mempermudah investor yang selama ini ingin berinvestasi emas tanpa harus menyimpan fisik logam mulia.
Direktur Pemasaran, Penjualan, dan Pengembangan Produk Pegadaian, Selfie Dewiyanti, menyatakan pihaknya siap mendukung ETF emas sebagai bagian dari penguatan ekosistem emas nasional.
"Sebagai Bullion Bank di Indonesia, Pegadaian menyambut positif inisiatif ini," ujarnya.
Banking Business Director CIMB Niaga, Rusly Johannes, menilai ETF emas berpotensi menjadi instrumen yang inklusif dan ramah bagi berbagai segmen investor.