PADANGSIDIMPUAN – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) melanda Kota Padangsidimpuan dalam sepekan terakhir.
Ribuan warga terpaksa mengantre panjang di sejumlah SPBU sejak pagi hingga malam, namun sebagian besar pulang tanpa membawa setetes pun BBM.
Baca Juga: Momen Menyentuh Saat Najwa Shihab Temui Pengungsi Aceh Tamiang, Bocah Bertanya: “Kakak Kaya Ya?” Kelangkaan Pertalite, Pertamax, hingga Solar membuat antrean mengular di hampir semua SPBU.
Situasi yang terjadi pada Senin (1/12/2025) ini disebut warga sebagai yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.Burhan, seorang penarik becak bermotor, mengaku antrean panjang membuatnya kehilangan pendapatan harian.
"Untuk dapat 1 liter saja kami bisa antre berjam-jam. SPBU Indra Angkola dan SPBU Serma Lian kosong. Hidup kami bisa putus begini," ujar Burhan dengan nada kecewa.
Ia menyebut kabar bahwa BBM dalam perjalanan menuju Padangsidimpuan, namun kepastian kedatangan pasokan tidak pernah jelas."Katanya minyak di jalan, tapi tidak ada kepastian. Kami seperti digantung," katanya.
Di tengah kekosongan SPBU, penjual minyak eceran justru bermunculan dengan harga yang membuat warga geram.
Pertalite dijual Rp 25.000–30.000 per liter, dan Pertamax Rp 35.000–40.000.
"Harga tidak masuk akal. Seperti hidup di daerah pedalaman Papua yang tidak ada akses kendaraan," ujar Burhan.
Ia menduga ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi."Jangan-jangan ada oknum yang bermain di balik layar," tambahnya.
Kelangkaan BBM terjadi di tengah kondisi Tabagsel dan Tapanuli yang masih dilanda banjir bandang dan longsor.