JAKARTA — Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru sebesar 100 persen terhadap seluruh impor dari China, yang akan berlaku mulai 1 November 2025.
Langkah ekstrem ini langsung mengguncang pasar keuangan global, termasuk pasar aset digital.
Baca Juga: Bitcoin Siap Terbang Lagi! Harga Bisa Tembus Rp 2,15 Miliar Mengutip laporan Coingape, harga aset kripto utama seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) hingga BNB mengalami penurunan tajam.
Kepanikan investor yang dipicu oleh ketidakpastian global mendorong aksi jual besar-besaran di seluruh bursa.
"Ini belum pernah terjadi dalam perdagangan internasional dan merupakan aib moral dalam hubungan antarnegara," ujar Trump melalui akun media sosialnya, Jumat (10/10).
Trump menyebut kebijakan tersebut sebagai respons terhadap sikap "sangat bermusuhan" dari China, termasuk langkah Negeri Tirai Bambu yang mengirimkan surat global terkait pembatasan ekspor.
Menurutnya, tarif ini akan mencakup hampir semua produk dari China, termasuk produk yang bahkan tidak diproduksi di negara tersebut.
Kepanikan investor telah tercermin bahkan sebelum pengumuman resmi. Namun setelah pernyataan Trump dirilis, aksi jual meluas secara masif di pasar kripto.
Berdasarkan data Coinglass, nilai likuidasi mencapai 7 miliar dollar AS atau setara Rp 115,5 triliun hanya dalam waktu satu jam.
Dari angka tersebut, sekitar Rp 93,6 triliun berasal dari posisi long (taruhan harga naik), sementara Rp 21,4 triliun dari posisi short.
Bitcoin (BTC) sempat anjlok ke level 109.897 dollar AS atau sekitar Rp 1,81 miliar, sebelum berhasil rebound tipis ke atas angka 110.000 dollar AS.