TAPSEL, SUMUT — Pengasuh Tertinggi Perkumpulan Pengajian Ilmu Tasawuf Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia (PPITTNI), Buya Syekh Muhammad Ali Idris, menegaskan bahwa baiat bukan sekadar ikrar lisan, melainkan janji suci dan komitmen spiritual antara seorang hamba dengan Allah SWT.
Pernyataan ini disampaikannya dalam tausiyah di hadapan 128 murid baru yang mengikuti prosesi baiat di Desa Tandihat, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Minggu (14/12/2025) malam.
Menurut Buya Ali Idris, baiat memiliki landasan kuat dalam ajaran Islam, sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Fath ayat 10, yang menegaskan bahwa orang-orang yang berbaiat kepada Rasulullah SAW sejatinya berbaiat kepada Allah SWT, dengan tangan Allah berada di atas tangan mereka.
Baca Juga: Zikir Akbar PPITTNI di Padangsidimpuan: Doa Bersama untuk Keselamatan Korban Banjir dan Longsor "Baiat bukan hanya ucapan di lisan, tetapi perjanjian batin yang mengikat hati, amal, dan tanggung jawab moral seorang muslim. Di dalamnya terdapat konsekuensi ketaatan, keistiqamahan, serta komitmen untuk menepati janji dalam kebaikan dan kebenaran," tegas Buya Ali Idris.
Dalam thariqah, baiat berfungsi sebagai sarana pembinaan spiritual, membimbing murid untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui bimbingan guru yang sah dan berlandaskan syariat.
Murid yang berbaiat berkomitmen memperbaiki akhlak, menjaga adab, serta konsisten dalam zikir dan amal saleh.
Buya Ali Idris juga mengingatkan bahwa setiap janji yang diucapkan atas nama Allah SWT akan dimintai pertanggungjawaban.
Siapa pun yang melanggar baiat, dampaknya akan kembali kepada dirinya sendiri, sementara mereka yang menepatinya akan memperoleh pahala besar dari Allah SWT.
Nilai-nilai baiat ini diharapkan menjadi pedoman umat Islam dalam membangun integritas diri, menjaga loyalitas terhadap kebenaran, dan meneguhkan kesetiaan kepada ajaran Rasulullah SAW dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.*
(dh)