Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati, menyatakan bahwa alokasi anggaran sebesar Rp10.000 per porsi untuk program makan bergizi gratis dinilai sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak dan ibu hamil di Pulau Jawa. Hal ini ia ungkapkan dalam keterangannya pada Minggu (1/12/2024).
“(Anggaran makan bergizi Rp10.000 per porsi) Cukup. Untuk area Jawa,” ujar Rahayu Saraswati.
Program makan bergizi gratis ini merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam mendukung peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak-anak. Menurut Saraswati, pelaksanaan program ini di luar Pulau Jawa akan disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing, terutama terkait harga bahan baku yang berbeda di tiap daerah.
Saraswati menjelaskan bahwa meskipun anggaran untuk Pulau Jawa telah ditetapkan, pemerintah akan mengadaptasi anggaran untuk wilayah luar Jawa sesuai dengan kebutuhan. Harga bahan baku di berbagai daerah yang cenderung bervariasi menjadi salah satu pertimbangan utama dalam penyesuaian ini.
“Pokoknya diuji coba untuk area Jawa Rp10 ribu sudah bisa. Untuk di luar akan disesuaikan dengan harga bahan baku, tapi nilai nutrisi (nutritional value) tidak akan berbeda,” katanya.
Ia menegaskan bahwa meskipun terdapat penyesuaian anggaran, standar gizi dan kandungan nutrisi dalam program ini akan tetap dijaga secara konsisten di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengungkapkan bahwa anggaran Rp10.000 per porsi dipilih setelah pemerintah melakukan kalkulasi ulang. Awalnya, pemerintah berencana menganggarkan Rp15.000 per porsi. Namun, setelah evaluasi mendalam, anggaran Rp10.000 dinilai sudah cukup untuk menyajikan makanan bergizi yang bermutu.
Pemerintah menargetkan program ini tidak hanya untuk membantu masyarakat dari sisi kesehatan, tetapi juga untuk mendorong konsumsi makanan bergizi yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ahli gizi dari Kementerian Kesehatan turut memastikan bahwa makanan yang disediakan dalam program ini tetap memenuhi kebutuhan gizi dasar. Komponen seperti protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral akan menjadi fokus utama dalam penyusunan menu.
“Kami akan pastikan setiap porsi mencakup asupan gizi yang sesuai, sehingga dapat mendukung tumbuh kembang anak dan kesehatan ibu hamil secara optimal,” ujar seorang pejabat Kemenkes yang enggan disebutkan namanya.
Program makan bergizi gratis ini diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi masalah kekurangan gizi di masyarakat, terutama di daerah-daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil dan anak-anak secara signifikan.
Dengan pelaksanaan yang baik dan pengawasan ketat, pemerintah optimistis program ini dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
(JOHANSIRAIT)