NTT- Pusat Investasi Pemerintah (PIP) bekerja sama dengan PT Ada Ide Indonesia (Ada Impact) meluncurkan program Kampung Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) Klaster Tenun di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu, 4 Desember 2024. Program ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas tenun lokal dengan meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro dan ultra mikro, serta memperkuat daya saing produk tenun tradisional.
Peluncuran program di Balai Desa Subun ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) NTT, Catur Ariyanto Widodo, Direktur Kerjasama Pendanaan dan Pembiayaan PIP, Muhammad Yusuf, dan pejabat Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara. Sebanyak 148 peserta dari enam desa di kabupaten tersebut mengikuti pelatihan intensif yang meliputi teknik menenun, pewarnaan alami, manajemen usaha, dan literasi keuangan.
Catur Ariyanto Widodo mengapresiasi pelaksanaan program yang tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pelatihan dan pendampingan teknis. “Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, dengan memperkenalkan teknik pemasaran, inovasi desain, dan penggunaan teknologi dalam produksi serta pemasaran,” ujar Catur dalam sambutannya.Sebagai bagian dari program, PIP juga memberikan alat tenun sebanyak 413 unit kepada perwakilan peserta. Alat tenun ini diharapkan dapat membantu pelaku usaha tenun dalam meningkatkan kualitas produksi dan memperluas jaringan pemasaran mereka.Ismed Saputra, Direktur Utama PIP, menyatakan bahwa program ini sejalan dengan komitmen PIP untuk mendukung pemberdayaan masyarakat serta mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia. “Melalui program ini, kami berharap produk tenun dari NTT dapat dikenal lebih luas, bahkan berpotensi bersaing di pasar internasional,” tambah Ismed.
Dalam rangka memperluas pasar, PIP juga menjalin kemitraan dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) setempat. Melalui kolaborasi ini, produk tenun lokal akan mendapatkan kesempatan untuk dipamerkan dalam berbagai acara dan pameran. Selain itu, PIP juga memanfaatkan platform media sosial Instagram @ceritamamaditimur untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap produk tenun tradisional.Program ini juga melibatkan pengrajin tenun berpengalaman dari Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai mentor untuk para peserta pelatihan. Dengan adanya transfer ilmu dan pengalaman, diharapkan kualitas produk tenun yang dihasilkan semakin meningkat.PIP berharap, melalui pendekatan berkelanjutan dan kolaboratif, program Kampung UMi Klaster Tenun dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi mikro yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal tetapi juga memperkenalkan budaya dan kerajinan tradisional NTT ke pasar yang lebih luas.(JOHANSIRAIT)