SEMARANG – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah menargetkan penambahan 50 Desa Mandiri Sampah (DMS) pada tahun ini untuk menanggulangi masalah sampah yang terus meningkat. Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto, mengungkapkan bahwa program DMS akan melibatkan lebih banyak desa di provinsi ini untuk mengelola sampah secara mandiri dan mengurangi timbulan sampah tahunan yang mencapai 5,5 juta ton.
Saat ini, terdapat 48 desa yang sudah bergabung dalam program DMS, dan tahun ini DLHK Jateng berencana untuk menambah 50 desa lagi, yang berarti totalnya mencapai 88 desa yang mengikuti program tersebut. Widi Hartanto menjelaskan bahwa pengelolaan sampah di desa dapat mencakup lima aspek penting, dan harapannya, dengan penambahan desa, pengelolaan sampah dapat lebih efektif. “Dari 5 aspek pengelolaan sampah itu, sudah bisa ditangani oleh desa, ini upaya kita untuk mengurangi sampah,” ujar Widi dalam keterangannya pada Minggu (5/1/2025).
Jawa Tengah berada di peringkat ketiga sebagai provinsi penghasil sampah terbanyak di Indonesia, setelah Jawa Timur dan Jawa Barat. Widi menyebutkan bahwa 70 persen dari total timbulan sampah di Jawa Tengah adalah sampah organik. “Timbulan sampah 5,5 juta ton per tahun, 70 persennya sampah organik,” kata Widi.
Untuk mengurangi timbulan sampah, DLHK Jateng menargetkan pengurangan sebesar 30 persen pada tahun ini, meningkat dari target sebelumnya yang hanya sebesar 20 persen. Widi mendorong partisipasi aktif DMS dan penambahan fasilitas pengolahan sampah di berbagai kabupaten dan kota agar jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat berkurang.
Program DMS ini juga sejalan dengan program nasional kampung program iklim (proklim), di mana desa atau RW yang berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan hidup diberikan penghargaan. Desa yang berhasil mengelola sampah melalui DMS hanya membuang sekitar 20 persen residu sampah ke TPA, dengan sisanya diolah menjadi kompos atau dikelola dengan metode lainnya.
Saat ini, di Jawa Tengah terdapat 3.358 bank sampah unit, 26 bank sampah induk, 23 pusat daur ulang, 363 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R, 27 rumah kompos, dan 1.022 pengepul sampah yang turut mendukung program pengurangan sampah di wilayah ini.
(N/014)