JAKARTA -Kesempatan bonus demografi yang dimiliki Indonesia menjadi fokus utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya di Kongres XXIII, Grand Sahid Jakarta pada Sabtu (2/3/2040). Dalam pidato tersebut, Jokowi menyoroti pentingnya memanfaatkan bonus demografi sebagai momentum emas bagi Indonesia untuk melangkah menuju negara maju.
Menurut Jokowi, bonus demografi bukanlah sekadar pandangan pribadi, melainkan hasil perhitungan dari berbagai lembaga internasional seperti OECD dan World Bank. “Ada peluang besar untuk jadi negara maju, hati-hati jangan kita terjebak pada middle income trap,” ungkapnya dengan tegas.
Presiden juga memberikan contoh dari negara-negara di Amerika Latin yang gagal memanfaatkan bonus demografi dengan baik, sehingga tetap terjebak sebagai negara berkembang bahkan ada yang turun menjadi negara miskin. Hal ini menjadi peringatan bagi Indonesia untuk tidak mengalami nasib serupa.
Jokowi menegaskan bahwa kunci untuk mengambil manfaat dari bonus demografi adalah melalui peningkatan kualitas dan produktivitas generasi muda. “Pendidikan SDM menjadi sangat-sangat penting, baik dari sisi fisik, skill, maupun karakter,” ujarnya. Dia juga memberikan apresiasi kepada para guru yang terus membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan budi pekerti, karena lingkungan sekolah yang kondusif sangat penting dalam mencetak generasi unggul.
Dalam konteks globalisasi dan persaingan global, Presiden Jokowi menekankan bahwa Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi sebagai modal untuk bersaing secara kompetitif di tingkat global. Dengan meningkatkan kualitas SDM, Indonesia dapat menjadi negara maju yang dihormati di dunia.
(K/09)