Kasus Kecelakaan Kerja Meningkat, Menteri Ketenagakerjaan Dorong Penguatan Budaya K3

BITVonline.com - Selasa, 14 Januari 2025 08:28 WIB

BITVONLINE.COM -Kasus kecelakaan kerja di Indonesia mengalami tren peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sejak awal hingga Oktober 2024, tercatat lebih dari 350.000 kasus kecelakaan kerja, yang menunjukkan pentingnya upaya yang lebih serius dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, menyampaikan hal ini saat memimpin Apel Pencanangan Bulan K3 Nasional Tahun 2025 di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Selasa (14/1). Dalam sambutannya, Yassierli mengungkapkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, angka kecelakaan kerja, termasuk penyakit akibat kerja (PAK), terus meningkat secara signifikan.

“Pada 2022 tercatat sebanyak 298.137 kasus kecelakaan kerja, meningkat menjadi 370.747 kasus pada 2023, dan hingga Oktober 2024 angka tersebut telah mencapai 356.383 kasus,” kata Yassierli. Angka-angka tersebut, menurutnya, menjadi pengingat penting bahwa upaya untuk membangun budaya K3 harus menjadi prioritas nasional.

Dia menekankan pentingnya pengintegrasian penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3). Hal ini sejalan dengan tema Bulan K3 Nasional 2025, yakni “Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) untuk Meningkatkan Produktivitas Nasional.”

Menaker Yassierli juga menyoroti pentingnya membangun budaya K3 yang tidak bisa tercipta dalam semalam. Ini adalah proses panjang yang membutuhkan perubahan pola pikir, penguatan kapasitas, dan pembentukan sistem yang berkelanjutan. “Mari kita jadikan Bulan K3 Nasional ini sebagai momentum untuk merefleksikan upaya kita selama ini dan menyusun langkah-langkah strategis ke depan,” ucapnya.

Selain tantangan peningkatan jumlah kecelakaan kerja, Yassierli juga menyebutkan adanya tantangan baru yang muncul seiring perubahan demografi pekerja, perkembangan teknologi, serta tuntutan global. “Perubahan-perubahan tersebut akan menghadirkan risiko baru, terutama ketika industri semakin banyak menggunakan bahan kimia atau energi primer alternatif seperti LNG, hidrogen, dan lain-lain,” ujarnya.

Kegagalan dalam memitigasi risiko-risiko baru ini, lanjut Yassierli, dapat berdampak sangat signifikan, mulai dari meningkatnya biaya kesehatan hingga penurunan kualitas hidup tenaga kerja dan kerugian produksi.

Tiga Budaya K3 yang Harus Dikembangkan

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Yassierli mengusulkan penerapan SMK3 yang baik, yang menjadikan K3 sebagai budaya kerja, bukan hanya sebagai hal administratif. Ia menekankan ada tiga budaya K3 yang harus dikembangkan oleh setiap institusi atau perusahaan, yaitu:

Budaya Pemimpin yang Tidak Mudah Menyalahkan Pekerja (Just Culture)Budaya Pelaporan Insiden K3 (Reporting Culture)Budaya Perbaikan Sistem Kerja Secara Terus-Menerus (Learning & Improving Culture)

“Budaya K3 yang baik akan tercermin dari kepedulian pekerja terhadap K3, partisipasi aktif pekerja, dan semakin andalnya sistem produksi,” ujar Yassierli.

(N/014)

Editor
:
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

Agama

ADUHH...GENANGAN AIR MENGGANGGU PENGGUNA JALAN SIMPANG TIGA SITATARING PADANGSIDIMPUAN.

Agama

Safari Ramadhan Syarikat Islam: Menebar Berkah, Menguatkan Ukhuwah di Deli Serdang

Agama

Pemerintah Kota Gunungsitoli Waspada dan Siaga Menghadapi Bencana.

Agama

Pemerintah Kota Gunungsitoli Waspada dan Siaga Menghadapi Bencana.

Agama

BUPATI TAPANULI SELATAN GUS IRAWAN PASARIBU MENGINSTRUKSIKAN PUPR RENOVASI BENDUNGAN AEK GAROGA

Agama

Polres Batubara Masih Selidiki Kasus Pencabulan Anak di Bawah Umur