BITVONLINE.COM -Institut untuk Pembangunan Ekonomi dan Keuangan (Indef) mengungkapkan prediksi mengenai tekanan terhadap daya beli masyarakat yang akan terjadi pada kuartal II-2024. Dalam diskusi yang digelar, Peneliti Indef, Riza Annisa, menyampaikan bahwa sejumlah momen seperti tahun ajaran baru sekolah dan perayaan Idul Adha diperkirakan akan membuat masyarakat menahan konsumsinya.
Riza Annisa menjelaskan bahwa sektor konsumsi rumah tangga selama kuartal I-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 4,91%, namun pertumbuhan tersebut dinilai belum optimal karena masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,11% pada periode yang sama. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan yang lamban ini adalah daya beli masyarakat yang tertekan, terutama oleh inflasi bahan pangan.
“Ada gangguan di daya beli masyarakat,” ungkap Riza Annisa.
Prediksi tekanan terhadap daya beli ini diperkirakan akan berlanjut hingga kuartal II, terutama di kalangan kelas menengah yang tidak mendapatkan bantuan sosial. Mereka cenderung menahan konsumsi karena adanya kebutuhan membayar pendidikan anak dan perayaan Idul Adha.
Selain dari faktor internal, ancaman terhadap daya beli juga datang dari skala global, khususnya eskalasi konflik di Timur Tengah yang berpotensi meningkatkan harga minyak dan berimbas pada inflasi di dalam negeri.
Riza Annisa juga menyoroti kemungkinan inflasi bahan pangan yang berlanjut jika pemerintah tidak segera mengambil langkah untuk mengatasi dampak perubahan iklim pada sektor pertanian.
Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menambahkan bahwa tekanan terhadap konsumsi masyarakat tampak dalam data pertumbuhan ekonomi kuartal I. Faktor utama yang menghambat pertumbuhan tersebut adalah efek El Nino yang menyebabkan kemarau panjang dan inflasi makanan yang meningkat.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi ini, langkah-langkah strategis perlu diambil oleh pemerintah dan stakeholder terkait guna meminimalisir dampaknya dan memastikan kestabilan ekonomi serta daya beli masyarakat.
(N/014)