Presiden Jokowi Resmikan Model Kawasan Tambak Nila Salin

BITVonline.com - Rabu, 08 Mei 2024 11:23 WIB

KARAWANG -Presiden Joko Widodo, didampingi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, meresmikan model kawasan tambak budidaya ikan nila salin (BINS) di Karawang, Jawa Barat, hari Rabu (8/5/2024). Peresmian ini menandai langkah besar dalam upaya meningkatkan produktivitas perikanan nasional serta menghadirkan solusi inovatif untuk memperkuat ekonomi masyarakat.

Dalam pidato peresmian, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya pembangunan model tambak ini sebagai respons atas tingginya permintaan akan ikan nila di pasar domestik maupun internasional. Ia juga menyoroti potensi besar dari sektor ini dalam menyerap tenaga kerja.

“Pembangunan model kawasan tambak budidaya nila salin merupakan langkah yang tepat untuk menjawab kebutuhan akan pasokan ikan nila di pasar. Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirrahim, saya resmikan model kawasan tambak budidaya nila salin di BLUPPB Karawang,” ungkap Presiden Jokowi.

Menurutnya, jika produktivitas BINS dapat dioptimalkan, pemerintah akan mempertimbangkan untuk merevitalisasi tambak-tambak udang yang tidak aktif di wilayah Pantura guna pengembangan budidaya nila salin. Data menunjukkan bahwa luas tambak udang idle mencapai 78 ribu hektare.

“Saya akan sampaikan kepada pemerintah yang baru agar mimpi besar ini bisa direalisasikan melalui APBN 2025 atau 2026,” tambahnya.

Mendorong Ekspansi dan Inovasi dalam Budidaya Nila Salin

Model kawasan tambak budidaya ikan nila salin yang dibangun oleh KKP ini berlokasi di lahan seluas 80 hektare di BLUPPB Karawang. Dengan total produksi mencapai 7.020 ton/tahun atau senilai Rp196,5 miliar, kawasan ini siap menjadi lokomotif industrialisasi ikan nila salin di Indonesia.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menjelaskan bahwa target produksi akan terus ditingkatkan hingga mencapai 10.000 ton per tahun. Hasil produksi ini akan mendukung industriasi ikan nila di Indonesia dan diekspor sebagai produk olahan ikan fillet.

“Kami berharap produksi ini dapat meningkat hingga 10.000 ton per tahun dalam waktu dekat, untuk mendukung industriasi ikan nila di Indonesia,” jelas Menteri Trenggono.

Teknologi Modern untuk Produktivitas dan Ramah Lingkungan

Dari sisi teknis produksi, Menteri Trenggono menekankan penggunaan teknologi modern yang digunakan dalam budidaya nila salin di BINS. Ini termasuk penggunaan mesin pakan otomatis, sistem kincir, alat pengukur kualitas air berbasis IOT, dan tenaga surya. Tambak juga dilengkapi dengan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) sehingga ramah lingkungan.

“Investasi yang dilakukan KKP untuk membangun BINS mencapai Rp46,6 miliar. Ini menjadi terobosan budidaya ikan nila di darat yang ramah lingkungan,” tambahnya.

Solusi Bagi Tambak Udang Idle dan Dampak Positif bagi Ekonomi Lokal

Kehadiran BINS juga diharapkan dapat menjadi solusi bagi tambak-tambak udang yang tidak beroperasi optimal. KKP merencanakan revitalisasi tambak udang idle seluas 78 ribu hektar di Pantura Jawa untuk pengembangan budidaya nila salin. Hal ini disebabkan produktivitas budidaya nila salin yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tambak udang tradisional.

“Ikan nila salin memiliki keunggulan dibanding udang, teknologinya mudah diterapkan, dan pasar yang selalu tersedia baik di domestik maupun global,” kata Menteri Trenggono.

(N/014)

Editor
:
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

Agama

Rano Karno Tinjau Rusun Jagakarsa, Ajak Warga Terdampak Banjir Pindah dengan Harga Sewa Terjangkau

Agama

Guru Besar UINSA Surabaya Berikan Catatan Kritis terhadap Revisi RUU TNI, Polri, dan Kejaksaan

Agama

Gunung Ibu di Maluku Utara Kembali Erupsi, Kolom Abu Tembus 1.000 Meter

Agama

KPK Tangkap 8 Orang dalam OTT di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumsel

Agama

Bocah 7 Tahun Tewas Tenggelam Saat Ngabuburit Sambil Mancing di Sungai Surabaya

Agama

Viral! Polisi Patwal Pepet Pemotor di Jalur Puncak Bogor, Kasus Berakhir Damai