SUMBAR - Kisah inspiratif datang dari Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Seorang bidan bernama Dona (46) viral di media sosial usai video dirinya berenang menyeberangi sungai deras demi mengobati pasien menyebar luas dan menyentuh hati warganet.
Peristiwa mengharukan ini terjadi pada Jumat pagi, 1 Agustus 2025, saat Dona hendak mengunjungi pasiennya di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto. Sayangnya, jembatan penghubung satu-satunya di wilayah itu roboh diterjang arus sungai.
"Sampai di Lanai, warga bilang jembatan sudah putus. Awalnya saya kira masih bisa dilewati, tapi ternyata sudah roboh total," kata Dona saat diwawancarai, Rabu (6/8/2025).
Dona mengaku baru pulang dari pelatihan di Pekanbaru ketika pasiennya menghubungi minta bantuan. Tanpa menunda waktu, ia langsung berangkat dan menyewa ojek sebesar Rp400 ribu untuk perjalanan pulang pergi sejauh 27 kilometer melewati hutan dan jalan rusak berat.
Namun perjalanan itu tak semulus yang dibayangkan. Sebelum tiba di sungai, Dona bahkan tiga kali jatuh dari motor karena medan berlumpur. Dan saat tiba, ia baru tahu jembatan benar-benar sudah tak bisa dilalui.
"Saya tidak tahu kalau jembatannya putus, jadi tidak bawa perlengkapan apapun. Tapi karena pasien butuh dan tidak mungkin saya tolak, saya putuskan berenang saja," ujarnya.
Aksi heroik itu terekam dan diunggah ke media sosial, memperlihatkan Dona membawa tas berisi obat-obatan dan perlengkapan medis, lalu berenang menyeberangi sungai dengan derasnya arus air. Aksi ini pun menuai banyak pujian dari publik.
Dona bukan orang baru di dunia kesehatan. Ia telah mengabdi sebagai bidan ASN (Aparatur Sipil Negara) sejak tahun 1999. Kedekatannya dengan masyarakat membuat warga tetap mempercayakan perawatan medis kepadanya, meski ada bidan lain di desa tersebut.
"Saya memang sudah biasa ke kampung itu. Tapi ini pertama kalinya saya harus berenang. Saya cuma pikir pasien harus dibantu," ujar Dona yang tinggal di Desa Andilan, Jorong Setia, Nagari Simpang Tonang Selatan.
Dona pun berharap pemerintah segera memperbaiki infrastruktur, terutama jembatan penghubung antar nagari, agar pelayanan kesehatan tidak terganggu dan masyarakat tidak kesulitan saat membutuhkan pertolongan medis.*